Perbedaan Burung Pleci Jantan dan Betina
Dalam memelihara burung pleci, pastinya semua pemilik menginginkan agar ia lekas buka paruh dengan gacoran yang lantang dan juga bervariasi. Berbagai metode, mulai dari perawatan yang selalu diperhatikan hingga pemberian pakan-pakan berkualitas terbaik pun telah disajikan supaya burung berbadan kecil seukuran dengan ciblek ini bisa tampil dengan maksimal saat dilombakan. Namun, biasanya ada hal yang kurang dipahami oleh para kicau mania ketika hendak menangkar burung yang juga sering disebut dengan nama kacamata ini. Adapun aspek yang kurang diperhatikan sewaktu akan merawat burung pleci adalah pada pemilihan jenis kelaminnya.
Sehubungan dengan itu, banyak anggapan dari para kicau mania yang memaparkan bahwa burung yang mampu tampil secara maksimal terutama pada segi gacorannya ialah pleci jenis jantan dibandingkan yang berkelamin betina. Oleh karena itu, sebelum berkeinginan untuk meminang burung dari genus Zosterops ini maka sebaiknya mengetahui cara membedakan pleci jantan dan betina terlebih dahulu. Sedangkan untuk memperbandingkan jenis kelamin daripada burung yang memiliki lingkar mata berwarna putih ini, banyak yang masih mengalami kesulitan. Bisa begitu, sebab pengicau yang berwarna dominan hijau zaitun ini memang tergolong dalam burung monomorfik yang mana antara kedua jenis kelaminnya mempunyai ciri-ciri hampir serupa.
Meskipun cara membedakan ciri pleci jantan dan betina agak rumit dikarenakan keduanya mempunyai tampilan yang hampir sama persis, tetapi masih ada beberapa pembanding yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk memperbedakan jenis kelaminnya. Perbandingannya adalah pada ciri fisik, yang mana akan terlihat beberapa perbedaan jika diamati secara jeli. Akan tetapi metode untuk memperbandingkan semacam ini masih belum bisa dijadikan sebagai tolak ukur yang pasti atau tidak konsisten (belum terbukti 100% akan ketepatan akurasinya), namun tidak ada salahnya jika berkenan untuk dicoba. Untuk lebih lengkapnya lagi mengenai perbedaan ciri antara kedua jenis kelamin yang ada pada burung bersuara khas ngalas ini sebagai berikut:
Ciri-ciri Pleci Jantan
- Bulu berwarna relatif lebih tajam atau pekat
- Tubuh panjang dengan bentuk yang ramping
- Ukuran kepala besar dan berbentuk bundar
- Lingkar mata lebih tebal dan putus-putus di bagian bawah
- Ukuran paruh cenderung pendek dibanding betina
- Dubur (pen) relatif panjang, lebih vertikal, dan ditumbuhi banyak bulu
- Ekor beukuran lebih panjang dan lancip menyerupai huruf (V).
Ciri-ciri Pleci Betina
- Bulu berwarna cenderung lebih kusam
- Tubuh beukuran lebih pendek dan berbentuk bulat
- ukuran kepala cenderung kecil
- Lingkar mata di bagian bawah lebih tebal dan tidak putu-putus
- Paruh lebih panjang
- Dubur ditumbuhi sedikit bulu
- Pada bagian ujung ekornya merata dan lebih pendek.
Selain itu, tak sedikit yang berpendapat bahwa ciri-ciri pleci betina dan jantan juga bisa dibedakan melalui pengamatan pada perilakunya. Apabila untuk memperbandingkan jenis kelamin yang dilakukan dengan cara pengamatan tampilan luar atau fisiknya, umumnya bisa dilakukan jika ada dua ekor burung sekaligus, akan tetapi cara membedakan yang mana bisa diperkirakan jenis kelaminnya melalui perilaku ini, ternyata tetap dapat diterapkan meski hanya ada seekor burung saja. Metode untuk membedakan dan mengetahui ciri burung berkelamin jantan dan betina semacam ini juga bisa di coba kepada pleci dakun macok (dada kuning mata coklat) dan maput (mata putih), auriventer, buxtoni, montanus, dakun bali (dada kuning bali), dan dahi hitam. Selebihnya sebagai berikut:
Periaku Pleci Jantan
- Perilakunya lebih lincah dan agresif
- Saat disemprot atau dimandikan dengan spayer, bulu di bagian kepala biasanya akan mengembang dan pupil mata mengecil.
Perilaku Pleci Betina
- Cenderung pendiam dibandingkan pejantannya
- Ketika tengah disemprot menggunakan sprayer, terkadang bulu yang ada di bagian kepala tidak mengembang.
Beberapa cara membedakan antara ciri pleci jantan dan pleci betina seperti di atas masih bersifat tolak ukur saja. Jadi terkadang ciri burung pejantan juga ada pada betina-nya, begitupun sebaliknya. Meski begitu, masih ada perbedaan yang bisa dibilang cukup meyakinkan. Semisal, apabila burung sudah dewasa dan mampu gacor ngalas maupun ngerol, maka bisa dipastikan bahwa berkelamin jantan. Akan tetapi, jika si pengicau telah menginjak dewasa namun masih belum bisa gacor ngalas atau bahkan justru suaranya cenderung kurang bervariasi, dapat diyakini kalau ia berjenis betina.