3 Macam Jenis Burung Ciblek Terpopuler

Ciblek atau Prenjak sudah menjadi salah satu jenis burung yang lama populer di kalangan penghobi. Meskipun popularitasnya masih belum bisa disejajarkan dengan burung Murai Batu ataupun Cucak Ijo, akan tetapi semua burung dari keluarga Cisticolidae tersebut mempunyai segi suara ngerol yang tidak kalah merdu dan istimewa. Berbagai jenis ciblek terpopuler di Tanah Air yang diantaranya seperti Prenjak Sawah (padi), Gunung dan Jawa seluruhnya diketahui memang mempunyai kicauan khas yang cukup menyita perhatian  para penghobi.

Kejuaraan atau setiap kontes latber di berbagai daerah di Tanah Air sendiri juga tidak jarang membuka kelas untuk segala jenis burung Ciblek. Pada dasarnya sebuah event yang diadakan sendiri juga cukup menarik untuk dibahas. Dimana selain memperebutkan sejumlah hadiah, berbagai event yang diadakan tersebut tentunya mempunyai tujuan lain yang sifatnya juga cukup mengutungkan. Dalam artian, sebuah kejuaraan atau latber sendiri tentunya tidak hanya semata-mata mencari hadiah, namun juga bertujuan untuk melatih atau memaster suara burung Ciblek satu sama lain.

Populasi burung Ciblek atau Prenjak sendiri relatif masih terjaga. Disamping saat ini sudah cukup banyak pengusaha yang membudidayakannya, keberadaannya di alam liar juga terbilang masih cukup banyak. Mungkin pamornya saat ini juga bisa sangat mirip dengan burung Pleci. Dimana burung Prenjak dijual bebas di pasaran secara ombyokan. Harga Ciblek yang ada di pasaran sendiri cukup murah. Di Ombyokan rata-rata banderol yang dipatok setiap penjual berkisar Rp35 hingga Rp60 ribu, tergantung jenis kelamin dan umur burung.

Terlepas dari itu semua, merawat dan melatih burung ciblek tidaklah begitu sulit. Hal tersebut bisa dilihat dari ukuran tubuhnya relatif lebih mungil daripada burung pengicau kebanyakan, sehingga kebutuhan pakannya juga terbilang lebih irit. Selain itu, ia juga dikenal sebagai jenis burung yang juga mempunyai bakat kicauan cukup jempolan dan sekaligus itulah alasan mengapa burung yang satu ini juga cukup populer di mata para pecinta burung. Berikut informasi macam-macam jenis Ciblek paling populer di Indonesia, disertai dengan gambar:

1. Ciblek Sawah / Padi / Pari (prinia inornata)

Dari sekian jenis Prenjak, burung yang bernama latin (ilmiah) prinia inornata ini yang mungkin bisa dibilang populasinya paling banyak di alam bebas. Habitatnya seakan juga sangat berdampingan dengan lingkungan manusia. Sesuai dengan embel-embel nama yang dibawanya, Ciblek yang satu ini kerap terlihat di area persawahan, perkarangan rumah hingga perkebunan. Tidak hanya itu, ia juga diketahui jenis yang paling mudah didapat. Disamping dijual banyak diombyokan, ia juga mudah didapatkan karena sarangnya sendiri berada di tanaman padi. Biasanya para penghobi menangkap piyikan dan sekaligus induknya untuk dirawat.

2. Ciblek Gunung / Prenjak Gunung (prinia atrogularis)

Ciblek Gunung atau biasa yang sering disebut dengan istilah burung Cigun, merupakan salah satu jenis yang sedikit berbeda. Cukup banyak yang berpendapat, bahwa burung yang bernama latin prinia atrogularis ini paling istimewa daripada jenis Prenjak lainnya. Letak perbedaan paling mencolok dan sekaligus sudah menjadi ciri khasnya sendiri ialah pada bagian matanya yang berwarna merah. Meskipun sebenarnya suara gacor dan ngerollnya relatif sama, namun salah satu ciri tubuhnya tersebut sudah dianggap bagian paling istimewa yang bisa dilihat dari burung yang satu ini.

3. Ciblek Jawa / Prenjak Jawa (bar-winged Prinia)

Sesuai dengan nama yang dibawanya, habitat jenis Prenjak yang satu ini paling banyak ditemui di Pulau Jawa. Tidak berbeda dengan berbagai jenis burung Ciblek kebanyakan. Hampir seluruh tubuhnya didominasi warna keabu-abuan dan kecokelatan. Panjang tubuhnya juga relatif cukup sedang, yakni dari ujung paruh hingga ekor hanya sampai berkisar 11 sampai 13 cm. Selain itu, dari segi suara juga tidak berbeda. Jika sama-sama dilatih dari trotol atupun anakan, ia juga bisa menjadi burung master yang mempunyai kicauan ngeroll istimewa. Jenis ciblek jawa ini biasanya kerap terlihat berlalu-lalang di ladang terbuka dan perbukitan pada ketinggian 900 hingga 1500 meter di atas permukaan laut.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url