7 Macam Jenis Burung Pleci Terpopuler Lengkap
Pangsa pasar burung Kacamata atau Pleci di Indonesia bisa dibilang sudah cukup merajai. Untuk sekarang ini jika semisal dibandingkan dengan burung Kenari Lokal, Pleci terbilang lebih bisa menarik hati para masyarakat. Hal tersebut dibuktikan jika melihat fenomena sekarang yang mana harga Pleci saat ini relatif lebih mahal daripada Kenari Lokal. Mau jenis Pleci Auriventer, Buxtoni, Montanus, Black Capped, Salvadori Enggano, Dakun Maput dan Dakun Macok, harga yang ada di ombyokan masih berkisar di atas Rp40 ribu. Sementara itu, untuk jenis Kenari Lokal sendiri harganya bisa dibilang sudah turun drastis, yakni rata-rata di bawah Rp25 ribu.
Hanya saja, mungkin hal tersebut cukup wajar adanya mengapa popularitas Pleci saat ini sendiri lebih menjanjikan ketimbang burung Kenari. Mungkin memang benar jika dilihat dari segi penampilan, burung Kacamata tidak lebih menarik. Namun jika sudah melihat dari segi suara dan mental, Pleci juga tak kalah istimewa. Selain mempunyai bakat petarung di arena perlombaan, Pleci notabenya juga mempunyai kicauan ngeroll yang sangat khas. Bahkan saking khasnya, para penghobi telah menjulukinya sebagai suara “ngalas”. Istilah ini sendiri memang hanya dimiliki oleh semua burung dari keluarga Zosterops. Maka tak heran mendengar istilah ngalas saja, pasti kebanyakan orang akan tahu, bawa itu merupakan burung Kacamata.
Memelihara burung Pleci sendiri bukan pekerjaan yang cukup sulit. Hal tersebut bisa dilihat dari ukuran tubuhnya yang tidak terlalu besar. Oleh sebab itu, untuk urusan pakannya terbilang lebih irit daripada burung penyanyi kebanyakan. Begitupun jika penghobi ingin menjadikan ia sebagai burung master. Cukup banyak yang berpendapat untuk mengeluarkan jiwa petarung Pleci dan suara ngalasnya juga sedikit lebih gampang. Biasanya, ia sudah mau berkicau ngalas saat dimaster menggunakan suara Pleci Betina. Terlebih lagi jika pakan dan kebersihan sangkar maupun burung juga diperhatikan, maka Pleci Jantan akan semakin cepat gacor serta berkicau ngalas.
Terlepas dari itu semua, sebenarnya penyebutan burung Kacamata di Indonesia sendiri tidak hanya disematkan untuk burung Pleci saja. Melainkan ada sub-spesies (ras) lain yang mirip Pleci dan sekaligus memang masih berkerabat dengan burung Pleci, yakni burung Opior. Baik itu untuk ciri tubuh, suara, habitat, makanan dan sebagainya sangat mirip. Letak perbedaannya hanya terletak pada bagian matanya. Warna Kacamata burung Opior bewarna hitam, berbeda dengan Pleci yang secara otentik lebih bewarna putih. Untuk mengetahui masing-masing informasi jenis pleic, berikut semua jenis burung Pleci terpopuler di Tanah Air.
1. Pleci Auriventer
Pleci Auriventer praktis mempunyai ukuran badan lebih besar dan tambun daripada jenis Pleci lain. Jika dilihat dari segi motif warna tubuh memang hampir sulit dibedakan dengan burung kacamata lainnya. Namun biasanya para penghobi mengenalinya dari segi matanya. Diketahui untuk jenis yang satu ini bentuk lingkaran matanya cenderung lebih besar dan melebar. Selain itu, iris matanya lebih bewarna cokelat. Di alam bebas, jenis yang satu ini biasanya kerap terlihat di area sekitar pesisir pantai dan di berbagai hutan bakau. Sudah menjadi salah satu ciri identitas jenis burung Pleci, dalam menjalani kehidupannya biasanya ia membentuk kelompok atau koloni baik itu saat mencari makan maupun saat berkembang biak. Wilayah penyebaran di Asia tenggara meliputi Thailand, Myanmar, Singapura, pantai timur sumatera, kepulauan natuna selatan hingga Kalimantan.
2. Pleci Buxtoni
Sementara itu untuk jenis yang satu ini kebalikannya. Bahkan Pleci Buxtoni mempunyai badan yang tidak lebih besar daripada jenis burung dari keluarga Zosteropidae (oriental white-eye) lainnya. Meskipun terkesan demikian, namun untuk urusan suara ia juga tak bisa dipandang sebelah mata. Power kicauannya juga terdengar cukup keras dan berkarakter. Terlebih lagi untuk mengenalinya sendiri juga terbilang lebih gampang. Jenis pleci ini mempunyai ciri garis warna kuning yang membentang dari dada hingga perutnya. Selain itu, warna kuning pada tubuh bagian atasnya cenderung gelap. Di Indonesia sendiri jenis yang satu kebanyakan bisa ditemui di daerah Sumatera dan Jawa Barat.
3. Pleci Montanus
Cukup banyak yang beranggapan, bahwa jenis yang satu adalah salah keluarga ras oriental white-eye. Padahal Pleci Montanus merupakan keturunan tersendiri. Hal tersebut bisa dilihat dari nama literatur internasional yang ada pada dirinya, yakni Montain White-eye. Meskipun dilihat dari segi fisik hampir tidak berbeda dengan sejenisnya, namun hal tersebut memang sangat berasalan jika melihat habitat atau tempat kesukaannya pada saat di alam bebas. Jenis ini lebih menyukai bertempat tinggal di dataran tinggi seperti perbukitan dan pegunungan. Jenis pleci ini sendiri sebenarnya ada dalam berbagai sub-spesies yang dibedakan berdasarkan ciri tubuh. Di Tanah Air sendiri kebanyakan ras yang mempunyai ciri warna putih sedikit keabuan pada bagian perut dan iris mata bewarna putih.
4. Pleci Black Capped
Jika bicara ciri tubuh memang tidak bisa dipungkiri, bahwa untuk jenis yang satu ini lebih mencolok ketimbang yang lain. Pleci Black Capped atau Kacamata Topi Hitam mempunyai ciri khas pada bagian kepalanya yang bewarna hitam. Jadi untuk mengenali dan mengingat jenis pleci black capped ini juga tak begitu sulit. Jenis ini terdapat dalam 2 sub-spesies, meliputi Zosterops atricapilla viridicatus dan Zosterops atricapilla atricapilla. Selain itu, ia juga diketahui sebagai burung endemik indonesia, sehingga sangat jarang ia bisa d temui di alam-alam bebas di negara-negara lain. Berdasarkan beberapa ahli, jenis yang satu ini kebanyakan terdapat di pulau Sumatera.
5. Pleci Dakun Maput
Mungkin jenis inilah yang paling populer di mata para penghobi di Tanah Air. Jenis yang mempunyai ciri warna dada kuning dan mata putih yang biasanya lebih disingkat dengan Pleci Dakun Maput ini dinilai lebih mempunyai mental yang kuat dan suara ngalasnya sendiri juga diklaim lebih mudah keluar. Harganya yang ada di pasaran sendiri rata-rata relatih lebih mahal daripada sejenisnya. Berdasarkan beberapa ahli burung, jenis yang satu ini kebanyakan berada di gunung Muria kota kudus. Hanya saja keberadaanya di tempat tersebut lambat laun mulai berkurang karena disebabkan oleh beberapa hal. Mulai dari iklim, habitat rusak, ulah pemburu liar dan sebagainya.
6. Pleci Dakun Macok
Begitu pula dengan jenis pleci ini. Jenis yang mempunyai dada bewarna kuning dan iris mata bewarna cokelat atau biasa juga disingkat sebagai Pleci Dakun Macok ini juga terbilang cukup familiar di kalangan banyak penghobi. Bisa dibilang popularitasnya lebih menarik, karena rata-rata penghobi lebih mencari jenis ini untuk dipelihara. Tentu bukan tanpa sebab. Dimana jenis ini dinilai mempunyai suara panggilan berbeda daripada yang lain. Meskipun untuk jenis yang belum jadi sekalipun atau belum bisa mengeluarkan suara ngalas, namun ia dinilai mudah bersuara ngeriwik saat mendengar efek suara benda-beda sekitar seperti suara Radio, Televisi dan suara rintikan hujan.
7. Pleci Salvadori Enggano
Pada dasarnya keberadaan jenis yang satu ini tidak begitu banyak di Tanah Air. Maka tak heran jika harganya sendiri terbilang lebih mahal daripada jenis Pleci lokal pada umumnya. Harga sendiri tentunya tidak hanya disebabkan oleh hal tersebut, melainkan memang ada beberapa alasan lain mengapa jenis ini terbilang lebih mahal. Berdasarkan beberapa pendapat beberapa penghobi, suaranya cenderung ngebas dan terkesan mendayu-dayu. Selain itu warna pada tubuhnya juga diklaim lebih unik. Dadanya lebih bewarna putih keabu-abuan dan terdapat sedikit warna kuning. Selain itu, terdapat semburat bewarna hitam pada bagian pangkal paruhnya.